Category Archives: TULISAN

AKU JUGA NIHILIS

I

Aku seorang individualis karena aku seorang anarkis; dan aku anarkis karena aku seorang nihilis. Tapi aku memahami nihilisme dengan caraku sendiri.

Aku tidak peduli apakah itu Nordic[1] atau Oriental[2], tidak peduli dia memiliki atau tidak tradisi historis, politik, praktis, atau yang teoritis, filosofis, spiritual, intelektual. Aku menyebut diriku nihilis karena aku tahu bahwa nihilisme berarti negasi.

Negasi setiap masyarakat, setiap kultus, dari setiap aturan dan setiap agama. Tapi aku tidak merindukan Nirvana, lebih dari aku merindukan pesimisme yang putus asa dan tak berdaya dari Schopenhauer[3], yang merupakan hal yang lebih buruk daripada penolakan keras terhadap kehidupan itu sendiri. Milikku adalah pesimisme yang antusias dan Dionysian[4], seperti nyala api yang memicu kegembiraan luar biasa, yang mengolok-olok penjara teoritis, ilmiah, atau moral apa pun.

Dan jika aku menyebut diriku anarkis individualis, iconoclast[5] dan nihilis, justru karena aku percaya bahwa dalam kata sifat ini ada ekspresi yang paling tinggi dan paling lengkap dari individualitasku yang disengaja dan sembrono, seperti sungai yang meluap, ingin berkembang, menjatuhkan tanggul dan pagar, sampai menabrak batu granit, menghancurkan dan putus pada gilirannya. Aku tidak meninggalkan kehidupan. Aku meninggikan dan menyanyikannya.

 

II

Siapapun yang menolak hidup karena merasa bahwa itu tidak lain hanyalah rasa sakit dan kesedihan dan tidak menemukan keberanian heroik dalam dirinya sendiri dengan bunuh diri – menurut pendapatku adalah – orang dengan masalah aneh yang sulit dan tanpa harapan, sama seperti seorang inferior menyedihkan ketika ia percaya bahwa pohon suci kebahagiaan adalah tumbuhan membelit yang di atasnya semua kera akan mampu bersaing di lebih atau kurang dekat ke masa depan, dan kemudian bayangan dari rasa sakit itu akan dihalau oleh cahaya pendar kembang api Kebaikan sejati .. .

 

III

Hidup—bagiku—bukan perkara baik atau buruk, bukan juga tentang teori atau ide. Hidup adalah kenyataan, dan kenyataan hidup adalah perang. Bagi seseorang yang terlahir sebagai pejuang, hidup adalah sumber kegembiraan, sedangkan bagi yang lain itu hanyalah sumber penghinaan dan kesedihan. Aku tidak lagi menuntut indahnya hidup. Kehidupan tidak bisa memberikannya padaku, dan aku tidak lagi tahu apa yang harus dilakukan sekarang karena (masa mudaku) sudah lewat.

Sebaliknya aku menuntut kehidupan memberiku sukacita yang sesat dari pertempuran yang memberiku kemarahan yang dahsyat dan sensasi kemenangan yang menggairahkan.

Dikalahkan dalam lumpur atau berjaya di bawah sinar matahari, aku menyanyikan kehidupan dan aku menyukainya!

Tidak ada istirahat bagi roh pemberontakku kecuali dalam peperangan, sama seperti tidak ada kebahagiaan yang lebih besar untuk pengembaraanku, meniadakan pikiran dari kekuasaan yang tak terhindarkan dari kapasitasku untuk hidup dan bersenang-senang. Setiap kekalahanku hanya sebagai simfoni awal yang akan mengantarkan pada kemenangan baru.

IV

Sejak hari itu aku datang kepada cahaya—melalui sebuah kesempatan yang tidak disengaja yang tidak ku pedulikan sekarang — aku membawa kebaikanku dan keburukanku dengan diriku.

Artinya :  kegembiraanku dan kesedihanku masih di dalam embrio, keduanya berjalan bersamaku sepanjang perjalanan waktu, semakin aku merasakan kegembiraan, semakin dalam aku mengerti kesedihan. Kamu tidak dapat menekan yang satu tanpa menekan yang lain.

Sekarang aku telah membanting pintu dan mengungkapkan teka-teki Sphinx. Sukacita dan dukacita hanyalah dua minuman keras yang dengan senang hati hidup dalam keadaan mabuk. Oleh karena itu, tidak benar bahwa hidup adalah gurun yang kotor dan menakutkan di mana bunga tidak lagi berbunga atau buah vermilion matang.

Dan bahkan yang paling kuat dari semua kesedihan, salah satu yang mendorong seorang manusia yang kuat menuju kehancuran yang sadar dan tragis dari individualitasnya sendiri, hanyalah manifestasi seni dan keindahan yang kuat.

Dan ia kembali lagi ke arus manusia universal dengan sinar-sinar kejahatan yang menyilaukan yang memecah dan menyapu semua realitas yang  memadati dari dunia yang terbatas dari banyak orang untuk bangkit menuju nyala api ideal tertinggi dan membanjiri dalam api yang tak berujung dari yang baru.

 

V

Pemberontakan untuk sebuah kebebasan terhadap kesedihan hanyalah bagian terdalam, hasrat penuh gairah untuk kegembiraan yang lebih kuat dan lebih besar. Tetapi kegembiraan terbesar hanya bisa memperlihatkan dirinya sendiri di dalam cermin dari kesedihan mendalam, kemudian menggabungkannya di dalam rangkulan kekejaman yang luas. Dan dari luas ini dan keberhasilannya merangkul senyum yang lebih tinggi akan sebuah musim semi yang kuat, seperti, di tengah-tengah perselisihan, ia menyanyikan lagu yang paling bergemuruh, lagu pujian untuk kehidupan.

Sebuah lagu pujian yang ditenun dari penghinaan dan cemoohan, dari kemauan dan kekuatan. Sebuah lagu pujian yang bergetar dan berdenyut dalam cahaya matahari bak bersinar di pusara-pusara, sebuah lagu pujian yang menghidupkan kekosongan dan mengisinya dengan irama.

 

VI

Diatas roh budaknya Socrates[6] dengan tabah menerima kematian dan (diatas) roh bebasnya Diogenes[7] dengan sinis menerima kehidupan, naiknya pelangi kemenangan dimana sang pelanggar kesucian penghancur momok baru, sang radikal perusak setiap dunia moral, menari. Inilah orang bebas yang menari-nari di tengah-tengah ketinggian dari kemegahan fosforesensi matahari.

Dan ketika awan besar diantara kegelapan mendung naik dari jurang berawa menghalangi cahaya penglihatan dan menutup jalannya, ia membuka jalan dengan tembakan dari Browning[8]nya atau menghentikan jalannya dengan api fantasi yang menguasainya, yang memaksa mereka untuk tunduk seperti budak rendah di kakinya.

Tapi hanya orang yang mengetahui dan mempraktekkan kemarahan ikonoklastik akan penghancuran dapat memiliki sukacita yang lahir dari kebebasan, kemudian kebebasan unik itu dipupuk oleh kesedihan. Aku bangkit melawan realitas dunia luar untuk kemenangan realitas dunia dalam diriku.

Aku menolak masyarakat untuk kemenangan atas AKU. Aku menolak stabilitas dari setiap aturan, setiap adat, setiap moralitas, untuk menegaskan setiap naluri, semua emosionalitas bebas, setiap gairah dan setiap fantasi. Aku mengejek setiap kewajiban dan setiap hak sehingga aku bisa menyanyikan kehendak merdeka.

Aku menolak masa depan untuk menderita dan menikmati kebaikanku dan keburukanku di masa kini. Aku memandang rendah kemanusiaan karena itu bukan kemanusiaanku. Aku benci tirani dan aku benci budak. Aku tidak mau dan aku tidak mengakui solidaritas, karena aku yakin bahwa itu adalah sebuah rantai baru, dan karena aku percaya dengan Ibsen bahwa orang yang paling sendiri adalah orang yang paling kuat. Inilah Nihilismeku. Hidup bagiku, tidak lain adalah sebuah puisi heroik dari sukacita dan keberanian ditulis dengan tangan berdarah dari kesedihan dan rasa sakit atau mimpi tragis dari seni dan keindahan!

 

***

[1]  Nordic, sebutan untuk negara-negara yang berada di wilayah Eropa timur dan Atlantik utara

[2] Oriental, Sebutan untuk negara-negara timur

[3] Schopenhauer adalah seorang filsuf Jerman yang melanjutkan tradisi filsafat pasca-Kant. Schopenhauer lahir di Danzig pada tahun 1788. Filsuf beraliran Kantianism, idealism.

[4] Dalam mitologi Yunani, dionysos adalah dewa anggur dan kemabukan. Dyonysian adalah mentalitas kebudayaan Yunani yang cenderung melampaui segala aturan dan norma, mentalitas yang bebas mengikuti dorongan-dorongan hidup tanpa kenal batas.

[5] Iconoclast, sebuah gerakan memusnahkan ikon atau gambar-gambar religius yang dihormati.

[6] Socrates adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Lahir di Deme alopece, Athena pada 469 SM dan meninggal 399 SM.

[7] Diogenes adalah seorang filsuf Yunani yang dikenal sebagai bapak sinisme (cynicism). Diogenes lahir pada 412 SM di Sinope.

[8] browning, Jenis pistol yang populer diantara kaum anarkis pada waktu itu.